Kamis, 30 Desember 2010

tugas rangkuman IBD bab3

:smarttagtype name="place" namespaceuri="urn:schemas-">
BAB 3

KONSEPSI ILMU BUDAYA DASAR DALAM KESUSTRAAN

A . Pendekatan Kesusatraan

                        IBD, yang semula dinamakan basic humanities, barasal dari bahasa inggris the humanities. Istilah ini berasal dari bahasa latin humanus, yang berarti manusiawi, berbudaya dan halus. Jadi the humanities berkaitan dengan masalah nilai, yaitu nilai kita sebagai homo humanus.

                        Hampir setiap jaman, seni termasuk sastra memegang peranan yang paling penting dalam the humanities. Ini terjadi karena seni merupakan ekspresi nilai-nilai kemanusiaan, dan bukannya formulasi nilai-nilai kemanusiaan seperti yang terdapat dalam filsafat atau agama. Seperti misalnya ilmu bahasa seni memegang peranan yang penting karena nilai-nilai kemanusiaan yang disampaikannya normatif.

                        Sastra juga lebih mudah berkomunikasi, sementara itu filsafat, yang juga mempergunakan bahasa, adalah abstrak. Sifat abstrak inilah yang menyebabkan filsafat kurang berkomunikasi .

                        Sastra juga didukung oleh cerita. Dengan cerita orang lebih mudah tertarik, dan dengan cerita orang lebih mudah mengemukakan gagasan – gagasannya.

                        Karya seni memegang peranan penting, maka seniman sebagai pencipta karya seni juga penting, meskipun yang lebih penting karyanya.

                        IBD, adalah salah satu mata kuliah yang diberikan dalam satu semester, sebagai dari MKDU. IBD semata – mata sebagai salah satu usaha pengembangan kepribadian dengan cara memperluas wawasan pemikiran serta kemampuan kritikalnya terhadap nilai – nilai budaya. Pada waktu menggunakan karya sastra misalnya. Mahasiswa tidak perlu mengetahui sejarah sastra, teori sastra, kritik sastra dan sebagainya. Dalam ilmu budaya sastra sastra tidak diajarkan sebagai salah satu disiplin ilmu. Sastra disini digunakan sebagai alat untuk membahas masalah – masalah kemanusiaan yang dapat membantu mahasiswa untuk menjadi lebih humanus.

B. Ilmu Budaya Dasar Yang Dihubungkan Dengan Prosa.

                        Istilah prosa banyak digunakan padananya. Dalam bahasa Indonesia istilah tadi sering diterjemahkan menjadi cerita rekaan dan didefisinisikan sebagai bentuk cerita rekaan dan didefisinisikan sebagai bentuk cerita atau prosa kisahkan yang mempunyai peranan, lakuan dan alur. Istilah cerita rekaan umumnya dipakai untuk roman, novel atau cerita pendek.



            A . Prosa lama meliputi :
                        1. Dongeng – dongeng
                        2. Hikayat 
                        3. Sejarah
                        4. Epos
                        5. Cerita Pelipur Lara

            B. Prosa Baru meliputi :
                        1. Cerita Pendek
                        2. Roman atau Novel
                        3. Biografi
                        4. Kisah
                        5. Otobiografi

C. Nilai – nilai Dalam Prosa Fiksi

                        Sebagai seni yang bertulang punggung cerita, mau tidak mau karya sastra (prosa fiksi) langsung atau tidak langsung membawa moral, pesan atau cerita.

1.      Prosa Fiksi Memberiakan Kesenangan
Keistimewaan kesenangan yang diperoleh dari membaca fiksi adalah pembaca mendapatkan pengalaman sebagaimana mengalaminya sendiri peristiwa itu atau kejadian yang dikisahkan.

2.      Prosa Fiksi memberikan Kesenangan
Fiksi memberikan informasi yang tidak terdapat dalam ensiklopedi

3.      Prosa Fiksi Memberikan Warisan Kultur
Prosa fiksi dapat menstimulasi imaginasi dan merupakan sarana bagi pemindahan yang tidak henti – hentinya dari warisan budaya bangsa.

4.      Prosa Memberikan Keseimbangan wawasan
Lewat prosa fiksi seseorang dapat menilai kehidupan berdasarkan pengalaman – pengalaman dengan banyak individu. Fiksi juga memungkinkan lebih banyak kesempatan ubtuk memilih respon – respon emosional atau rangsangan aksi yang mungkin sangat berbeda dari pada apa yang disajikan dalam kehidupan sendiri.

D. Ilmu Budaya Dasar Yang Dihubungkan Dengan Puisi.

                        Pembahasan puisi dalam rangka pengajaran ilmu budaya dasar tidak akan diarahkan pada tradisi pendidikan dan pengajaran sastra dan opresiasinya yang murni. Puisi dipakai sebagai media sekaligus sebagai sumber belajar sesuai dengan tema – tema atau pokok bahasan yang terdapat didalam ilmu budata dasar.

                        Kepuitisan, keartistikan atau keestetikan bahasa puisi disebabkan oleh kreativitas penyair dalam membangun puisi dengan menggunakan :

1.      Figurasi bahasa (Figurative language)
Seperti gaya personifikasi, metafora, perbandingan, alegori sehingga puisi menjadi segar, hidup, menarik dan memberikan kejelasan gambaran.

2.      Kata – kata yang ambiquitas yaitu kata – kata yang bermakna ganda, banyak
Tafsir .




Tidak ada komentar:

Posting Komentar